Minggu, 03 November 2019

Obrolan Bersama Konsumen

Saya belakangan harus mempelajari apa yang menjadi topik obrolan bersama konsumen. Menangani bar manual brew bukan sekedar mengerti asal usul kopi, tapi perlu juga mencairkan suasana sambil membiarkan konsumen memilih kopi. Beruntung kalau bisa membuat konsumen meninggalkan kesan akan kopinya, rata ratanya ada yang minum ditempat karena masih lama menunggu keberangkatan kereta dan adalagi yang sengaja membawanya untuk diminum di kereta dimasukan kedalam tumblr yang dibawa.

Bagi mereka bisa minum kopi yang diinginkan memberi kesan yang menyenangkan.
Paling mudah memulai obrolan bersama konsumen dari menanyakan jam keberangkatan dan antara akan pergi kemana nantinya. Jika konsumen pergi ke Jakarta itu tidak jauh untuk bekerja atau mengunjungi keluarga. Kalau hari ini ada dua orang datang pergi ke Malang, pengetahuan tentang malang ini juga penting. Apa saja hal yang khas di kota ini, kalau yang datangnya sekeluarga tidak perlu banyak mengobrol.

Kopi tidak pernah berdiri sendiri, ada waktu di mana makanan lebih dulu ditanyakan didepan kasir. Dari banyaknya rentetan menu, kasir juga belum pandai merekomendasikan makanan apa yang bisa dipesan dengan cepat atau direkomendasikan. Bulan ini juga ada tea bar, bar yang semunya diisi dengan teh spesial (specialty tea) ada teh single origin dan teh blend racikan dari Sila tea yang berlokasi di Bogor. Teh blend ada banyak macamnya seperti Mojang Geulis yang jadi favoritnya Ridwan Kamil, teh hitam yang dipadukan dengan rempah dan teh hijau dicampur bunga jasmine cocok untuk diminum saat santai. Baiknya satu persatu teh itu bisa saya rasakan, takaran untuk menyeduh teh memah tidak banyak perbandingannya 1:100 1gram teh untuk 100ml air.

Dari sekian banyak konsumen yang datang, ada hal yang kadang tidak terduga. Teman yang sempat kita kenal bisa bertemu dalam satu waktu, dia datang dengan pengalaman yang lebih luas seperti pergi keluar negeri untuk melanjutkan studi lalu sekian lama tidak minum kopi Indonesia dengan metode V60.

Minggu, 30 Juni 2019

Private Opening Daily Routine Espresso

Daily Routine espresso sepertinya dibuat untuk espresso dan sajian kopi turunannya seperti Americano, Cappucino, Latte, Afogato, dll. Dengan bantuan mesin otomasis dibuat untuk memisahkan antara metode manual dan menggunakan mesin.

Private opening tidak seperti namanya orang orang yang datang dari temen sendiri yang buka kedai. Saya mencoba Americanonya ruang bar tidak terlalu besar. Tempat duduk hanya dibuat seperti tembok yang belum selesai.

Minggu, 31 Maret 2019

Dalam Sepekan

Ada satu rubrik di media online beritagar.id yang mengulas tentang berita sepekan. Beberapa berita yang dipilih bersadrkan apa yang sedang ramai dibicarakan, sesuatu yang trending diselingi beberapa artikel ringan berupa tips. Dalam kehidupan seseorang, ada juga berita dalam sepekan yang membahas apa saja yang sudah terjadi. Bisa sifatnya yang menggembirakan, konyol atau hasil pengmatan.

Bulan Maret akan berakhir berlanjut ke bulan April. Saya rasanya masih berhadapan dengan hal serius godaan kuat membaca buku yang harus berbenturan dengan menonton drama Korea, Harusnya dalam sebulan ada 2 buku yang selesai dibaca. Saya menjadi penonton tidak setia drama Korea, saya mencoba tidak sebatas menonton. Tapi mengambil sisi baik sebagai cara belajar bahasa Korea, belajar sinematografi juga alur pikiran penulis skenario yang bisa menjadikan tayangan dramanya jadi baik.

Dalam sepekan, Kedai Preanger harus mengejak waktu buka. Meja dan kursi sudah selesai dikerjakan. Meja dan kursi yang selesai dikirim langsung di plitur

Selasa, 19 Maret 2019

Beli Nasi Kapau Dapat es Teh Manis Gratis

Selasa, 19 Maret 2019

Hidup hemat bukan semata mata membantasi sessuatu itu juga bisa diatasi dengan memanfaatkan sesuatu. Dari yang tadinya banyak mengkonsumsi sekarang jadi memproduksi. Saya sedang berusaha membangun kebiasaan atau timeline harian seorang pengusaha dibidang digital.

Siang hari, saya sudah ada niatan untuk memasak makanan. Cah kangkung yang baru dipanen tadi pagi.Kondisi yang terjadi berbbeda, saya malah ditawari makan nasi padang. Nasi padang bumbunya kuat yaitu nasi kapau di jalan Kliningan, bagi saya ada anggapan kalau penjualnya itu sedikit jutek tapi balik lagi itu kembali kepada suasana hati. Harga nasi padangnya terbilang tinggi disini.

Makan nasi padang itu paling tepat diakhiri dengan minum es teh manis. Kalau memesan langsung uangnya tentu tidak cukup, setahu saja minta air teh di nasi padang itu gratis. Saya minta dua plastik teh sebagai minuman. Lokasi nasi padang berdekatan dengan warkop yang menjual es batu. Saya punya pikiran cara kerja memasak mie di sini bisa dibilang unik. memasukan mie kedalam plastik yang dimasukan kedalam panci. Untuk dua gelas es teh manis tidak perlu banyak membeli es batu.

Sesampainya di pasir jaya, es batu saya bawa kedapur kemudian saya pecahkan es batunya agar nantinya muat kedalam gelas. Air teh yang masih terasa hangat, saya tambahi gula segelas es teh manis bisa langsung dinikmati. Rasanya tidak jauh beda jika memesan langsung dariya.  nasi padang. Usaha pertahanan dan penghematan pun berhasil.

Saya akui nasi kapau punya rasa bumbu yang kuat. Warkop Kliningan pernah dikunjungi juga oleh teman saya, melihat langsung proses pembuatan mie rebusnya. Dalam satu panci air untuk merebus mie digunakan juga untuk membuat minuman.

Malam harinya, hujan sudah berhenti udara cukup terasa dingin. Saya mencoba mencari Jalan Tampomas ditengah tengah kegelapan untuk mencari Mr Guans. Nuansa rumah tempo dulu juga tanaman yang luas memberi kesan yang hangat dan sejuk.

Kamis, 28 Februari 2019

Dimensi Febuari

Belum ada satu pun jejak tulisan yang saya tinggalkan di blog ini selama bulan Febuari. Saya menjadi kerap merasa resah ketika dalam beberapa hari tidak ada satu pun alat yang terjual. Saya juga berpikir bagaimana caranya bisa menjalankan usaha lainnya dengan menjual barang lain  yang diambil dari orang lain istilahnya dropship. Saya coba menjadi dropshipper alat alat outdoor, fokusnya ke hammock. Diawal awal hammock single untuk peroranganya dijual dengan banyak pilihan warna.

Pagi hari saya bisa lebih produktif setelah berrcocok tanam dimulai dengan melakukan pembibitan sayuran yang jangka panennya tkerbilang cepat. Ada kangkung, Pakcoy dengan sistem tanam langsung tanpa pot sehingga perkembangan akar bisa lebih besar. Saya melengkapi juga beberapa jenis tanaman yang belum lengkap seperti cingcau, jenis tanaman herbal thyme. Untuk cabe jenis domba sudah memasuki panen yang dalam satu pohonnya banyak buahnya.

Saya mulai membuat rancangan untuk kebun dilantai 2 rumah. Tadinya ingin  ditanami dengan cabai dengan tujuan memperbanyak hasil panen yang bisa dijual. Luas diluar lebih mungkin untuk ditanami Strawbeey masukan dari tetangga strawberry itu tanamannya menggantung kalau buahnya ada ditanah bisa busuk.

Saya jadi ingat obrolan dengan seorang teman, kalau tahun ini adalah shio babi tanah yang bagus untuk memulai bisnis. Berbagi soal dunia bisnis paling tidak dengan teman yang dikenal akan terus membuka perpektif bahwa tujuan bisnis itu adalah untuk laku. Point penting dari bisnis itu bagaimana kedepannya bisa maju. Membuat catatan keuangan adalah penting.

Ada satu waktu di mana saya merasa kesal dan marah juga cemas pada saat teman mulai. Saya diajak untuk membuka stand di acara kumpul alumni anggota sipil tepatnya di komplek KPAD karena ini acaranya di komplek tentara maka saya disarankan untuk datang tepat waktu. Esok harinya setengah jam sebelum acara dimulai, saya sudah datang ke lokasi.

Saya kira teman juga akan datang selang beberapa menit. Aula untuk kumpul alumni luasnya tidak terlalu besar. Sudah lewat satu jam teman saya tidak datang juga dihari itu dia juga ada acara dokumentasi arisan. Saya terus menunggu hingga satu jam. Pelajaran pentingngan, tidak perlu menunggu untuk menanyakan sesuatu.

Senin, 21 Januari 2019

Nurhadi Aldo

Hal paling menyenangkan saat waktu luang adalah menenggelamkan diri dalam kesenangan duniawi. Seperti pergi jalan-jalan atau menikmati secangkir kopi. Kalau ditambah dengan membaca artikel yang baik bisa menyejukan pikiran. Pernah tumbuh keinginan dalam diri ini menjadi pekerja akhir pekan. Anggaplah ini sebagai pengganti hari biasa yang jarang sekali padat. Untuk menulis satu catatan saja sulitnya minta ampun banyak godaan juga faktor malas yang lebih dominan.

Salah satu bacaan favorit saya adalah opini dari A.S. Laksana yang pernah diterbitkan oleh Jawa Pos dalam rubrik bernama "Ruang Putih" kecakapannya dalam merangkai cerita tidak diragukan lagi. Saya membaca tulisannya di situs Beritagar.com judulnya Pendidikan Bermutu Untuk Cebong dan Kampret yang isinya tentang pendidikan bagi anak Indonesia, nilai nilai apa saja yang harus diajarkan, soal Vanessa Angel, sampai sindiran yang dibalut komedi.

Selama bertahun-tahun sistem pendidikan di Indonesia tidak bisa menghasilkan manusia yang bernilai. Belajar bahasa inggris selama bertahun-tahun tidak juga membuat murid-murid lancar berbahasa inggris. Banyak sekali sekolah swasta dengan konsep ramah lingkungan yang hanya bisa diakses oleh orang-orang kaya saja, untuk anak miskin jangankan sekolah di sana. Makan sehari-hari saja sulitnya minta ampun.

Selesai membaca, saya membuat beberapa Cuitan isinya tentang pengalaman seseorang melamar kerja sampai 750 kali sampai akhirnya diterima kerja. Itu seperti peristiwa ajaib yang benar benar terjadi. Cuitan selanjutnya hanya keisengan mengungkapkan diri sebagai follower baru dari Nurhadi Aldo salah seorang caleg yang ramai dibicarakan. Saya sering mendengar namanya, tapi tidak tahu apa aja kontroversinya. Menurut saya, beberapa isi cuitannya tidak biasa dan jenaka. Memang tidak mudah untuk menjadi caleg yang lucu kebanyakannya hanya pencitraan semata.

Dua cuitan iseng saya ini direspon oleh akun twitter @irfantp seorang teman yang berkerja di Jakarta, tapi selalu betah di Bandung. Kebiasaannya menulis satu paragraf dilanjut dengan tidur begitu terus sampai tulisannya selesai. Rahasia menulisnya adalah tidur. Cuitan saya dibalas dengan kritikan dan sinisme. Kritik soal penggunaan kalimat yang tidak efekif. Sinisme karena telah terbawa oleh tren pemberitaan Nurhadi Aldo. Komentar itu membuka celah untuk sedikit membahasnya.

Kalimat yang efektif digunakan semata mata untuk mengurangi kalimat yang tidak efektif. Sebutlah itu pemborosan kata. Seorang yang menulis untuk tujuan tertentu, misalnya artikel, berita, tulisan akademik, dll memang perlu memperhatikan hal ini. Sedangkan untuk sosial media yang sifatnya pribadi perlukah memperhatikan hal itu? Saya rasa tidak perlu juga, karena bahasa itu mencerminkan diri kita. Seorang akademisi jelas berbeda dengan komedian untuk menunjukan siapa dirinya di sosial media. Lupakan aturan dan tetek bengek bahasa yang memberatkan. Membuat bahasa bergerak sebebas bebasnya terasa lebih menyenangkan.

Ketika bicara soal tren, ada baiknya bercermin pada Tirto.id tempat bekerja teman saya ini. Diawal-awal menulis, Irfan dibebaskan untuk menulis apa saja berdasarkan data dan buku yang ia baca. Semua sifatnya tidak harus kebaruan. Waktu berputar, umur bertambah kerja media perlu menyeimbangkan dengan perkembangan tren. Pola kerja dari pemberitaan harus dirubah oleh pihak redaksi, semua ulasan yang sifatnya lama harus bisa relevan dengan isu yang terjadi saat ini. Menulis tentang teh tidak bisa dari sisi sejarahnya saja harus ada relevansi dengan isu terkini bangkrutnya perusahaan teh sariwangi. Menolak atau keluar dari kubangan tren bagi pekerja industri media nasional adalah omong kosong. Belum lagi pola pergaulan yang menggiring pada tren konsumtif, membeli brand tertentu atau pergi menghabiskan waktu di cafe yang sedang tren.

Tidak ada tulisan lanjutan yang akan membawa pada kesimpulan. Anggap saja tulisan ini sebagai tarikan nafas sebelum menulis beberapa resensi film dan cerita menohok lainnya. Terakhir, ada pesan dari Nurhadi Aldo "Salam cinta untuk sang pemilik cinta, salam rindu untuk sang baginda, salam sayang untuk kamu yang tersayang."

Minggu, 20 Januari 2019